Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Ih, Enggak Nyambung, Deh!

Image credit:  debbyng.wordpress.com Apa tujuanmu mengomentari status terbaru temannu di media sosial? Mungkin karena: sedang mengalami hal serupa dengan status yang dipasang si teman, mempunyai pendapat mengenai status tersebut, cuma buat meramaikan kolom komentar dan notifikasi, dan mencari hiburan karena bisa seru-seruan dan ketawa-ketawa. Atau mungkin ada juga yang berkomentar untuk mendapatkan perhatian dari si pembuat status? Mungkin doi adalah sang gebetan, idola, atau dosen buat menarik perhatiannya biar nilai UAS-ya dibagusin. Apa pun isi dan motifnya, media sosial menegaskan bahwa semua orang berhak mengutarakan ide, gagasan, isi kepala maupun hatinya. Semua orang bebas berpendapat dan mengekspresikan dirinya di ruang publik dengan berbagai cara dan bentuk. Tapi, tentu aja nggak ada hal yang bisa dilakukan semau dan sebebas-bebasnya. Tetap ada aturan berupa norma yang harus kita patuhi. Selain itu, ada baiknya juga disesuaikan dengan tempat, waktu, dan suasana. Jan

Let's Dream, Even Though It Is Expensive

Image credit: favim.com "Sstt...jangan sembarangan cerita soal mimpi kita ke orang lain. Orang terdekat terkadang adalah orang yang mudah membunuh mimpi-mimpi kita." Begitulah pesan Si Abang setelah saya misuh-misuh ke dia karena tanggapan seorang sahabat (tentu aja udah saya samarkan namanya pas curhat ke Si Abang) ketika saya bercerita soal keinginan saya untuk bisa sekolah di luar negri. Pikir saya, kan sahabat masa iya nggak mendukung keinginan dan cita-cita sahabatnya. Tapi, kata-kata Si Abang itu ada benarnya juga, sih. Coba kamu yang sekarang lagi pacaran, yang sering bikin kamu sebel, kesel, bete, marah, sampai nangis siapa kalau bukan pacar kamu sendiri? (jadi kompor hihihi :p) Alih-alih mendukung mimpi saya, dia malah becandain saya dengan bilang "Udah pesantren aja sana." Oke, ini memang becanda, tapi karena situasinya saya lagi menggebu-gebu dan kepalang berharap dia jadi orang yang bakal mendukung saya penuh dengan statusnya sebagai seorang

Perempuan-perempuan Tangguh

Image credit:  agirlikeme.com "Teh, minggu ini mau pulang apa nggak?"  Pertanyaan rutin Mama di setiap menjelang akhir pekan melalui telepon ini terkadang menjadi pertanyaan yang bingung dijawab, antara jawab iya atau nggak. Pulang ke rumah setiap minggu juga bukan lagi kegiatan yang mudah dilakukan. Bukan karena pekerjaan yang seakan nggak ada habisnya atau cuaca yang terlampau buruk, sehingga perjalanan dari Rawamangun, Jakarta Timur-Bogor berisiko untuk ditempuh. Nggak ada badai tornado, badai halilintar, salju ataupun pasir yang bisa jadi kendala. Paling hanya hujan deras disertai angin yang karena seringnya terjadi dan dialami di Bogor jadi udah nggak reuwas lagi kalau tiba-tiba di jalan kejebak hujan (meski rasa deg-deg-an dan takut ketiban pohon tumbang selalu ada).  Lalu, apa yang membuat saya enggan pulang sering-sering dari kostan yang terletak di Pemuda ke rumah di Bogor yang masih bisa ditempuh satu setengah sampai dua jam pake bus dan kereta i