Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Pagi Masih Menyapa

Sumber foto: pinterest.com Selamat datang kembali, Pagi! Apa kabarmu hari ini? Kau tampak tak secerah biasanya. Saat membuka gorden dan jendela kamarku tadi, sinarmu tampak redup kulihat. Apa karena awan mendung yang sudah mendahuluimu terjaga dari tidur lelapmu? Hingga kau terlambat menyapa bumi? Kuharap kau baik-baik saja dan lekas hadir bersama kami, para manusia bumi, yang menanti kisah baru yang kau suguhkan. Ya, kami, para penanti untuk kau ajak dan juga kau percayakan untuk merasakan hidup sehari lagi.  Sudah lama sebenarnya aku ingin menulis surat ini untukmu. Namun aku tak pernah tahu harus kutitipkan kepada siapa agar sampai kepadamu. Kepada angin? Aku tak begitu percaya padanya. Ia sering kali mengacau. Pokoknya ribut sekalilah dia itu. Takut-takut jika kutitipkan surat ini pada angin, ia tak langsung menyampaikannya padamu. Ia pasti akan berkeliling dahulu ke belahan bumi lain dan bisa saja suratku malah jatuh entah di belahan bumi mana. Kepada petang? Kude

Jangan Biarkan Pudar

Sumber foto: iam-ican-iwill.blogspot.com Dear Dzalika, Aku tengah berkutat dengan skripsiku ketika kau tiba-tiba mengirimiku sebuah pesan. Kukira hanya balasan dari obrolan kita yang sempat terhenti kemarin. Tapi ternyata bukan. Ada hal lain yang kau kabarkan padaku lewat empat bari pesan yang kau kirimkan via WhatsApp. Pesan itu bernada serius dan aku tahu pasti kepanikanmu bertambah sekian puluh persen setelah sebelumnya kau bilang kau panik karena terkunci di dalam rumah. Setelah membaca baik-baik pesanmu itu, kutinggalkan sejenak kerjaanku sedari subuh tadi dengan setumpuk buku lalu mematikan layar laptopku. Kuluangkan waktuku yang tak banyak untuk sekadar menemanimu bicara dan membagi sedikit kegelisahan yang memerangkap dirimu tiba-tiba. Aku tidak berharap banyak dapat membantumu menyelesaikan masalah yang sedang kau hadapi, namun setidaknya aku dapat kau andalkan untuk sekadar mendengarkan keluh kesah dan meringankan kegelisahanmu. Bukan itukah yang kau inginkan? A

Liebster Award Pertama!

Sumber foto: wordholic.com | @Reffi_angel Well, it is still surprising me , karena benar-benar nggak nyangka dapat award (semacam) ini. Sebelumnya, sebelum @shabrinaraini me- mention namaku di Twitter untuk berkesempatan mendapatkan award bergengsi di kalangan blogger ini, aku sama sekali nggak tau dan nggak paham apa itu Liebster Award. Sampai pada akhirnya menelusuri berbagai blog yang pernah mendapatkan award ini, dan baru tau juga bahkan satu orang bisa mendapat berkali-kali Liebster Award. Warbiyasak! :p Seperti Shabrina, aku juga mengalami kesulitan dalam membalas dan membuat kembali award ini untuk kemudian di-estafet-kan ke 11  blogger lainnya. Selain karena terbentur dengan revisian skrispi, tugas matkul, dan persiapan UAS yang hampir bersamaan waktunya, aku juga kebingungan untuk mencari 11 orang lainnya untuk dipilih sebagai lanjutan award ini, karena beberapa temanku udah pernah menerima award ini, bahkan seperti yang kubilang tadi, sampai ada yang

Cinta, Hujan, dan Harapan

Sumber foto: goodreads.com London: Angel ini adalah novel ketiga yang saya baca bulan ini dari 25 buku yang menjadi tantangan bacaan tahun ini. Di luar dari "bucket list" bacaan saya sebenarnya, karena dalam daftar buku yang ingin saya baca sepanjang tahun ini, saya sama sekali tidak mencantumkan London ke dalam salah satu nomor dalam "bucket list" tersebut. Berawal dari Interlude dan Walking After You, saya mulai penasaran dengan kisah-kisah Mbak Windry yang ia tuangkan lewat jari-jarinya yang terampil melahirkan mantra sihir lewat kata-katanya. Setelah terperangkap dalam kisah Kai dan Hanna, lalu jatuh cinta pada Julian dan An, saya seakan memburu karya-karyanya yang lain. Beruntung, seorang teman mengatakan bahwa ia memiliki salah satu dari tujuh novel yang telah diterbitkan Mbak Windry; London: Angel. Sebelum meminjamnya, saya bertanya dan sedikit berdiskusi mengenai novel ini dengan teman saya tersebut. Ia kagum dengan cara Mbak Windry mendeskripsi

Halaman Satu

Sumber foto: mumsintheknow.co.uk Holla, Setelah sekian minggu nggak berkunjung ke rumah virtualku ini, akhirnya bisa menyempatkan menulis postingan pertama di tahun ini di sela-sela tenggat waktu revisi skripsi. Well , awalnya sih, postingan ini rencananya mau di- publish tepat saat jarum jam bergerak meninggalkan detik-detik pengujung 2014 menuju detik-detik pertama di 2015, tepat saat tiupan terompet pertama yang ditiup oleh keponakanku dan juga saat kembang api pertama melesat ke atas dari rumah tetangga depan rumah. Tapi, karena satu dan lain hal yang harus kukerjakan terlebih dahulu di hari-hari terakhir tahun 2014 hingga hari-hari awal tahun 2015, jadi tulisan ini sedikit terlupakan dan masuk ke kotak draft . It is a very late post, isn't it? Tapi, nggak apa-apa ya, walau telat (banget) juga. Kan, lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali? :p Seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika menghadapi dan melewati pergantian tahun, aku pengin berp