Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Chocolate Cupcakes di Hari Rabu

Image credit:  lifeofpix.com Sekali dalam seminggu, di hari Rabu, ia akan datang ke Sally Cupcake pada pukul empat sore. Memesan dua chocolate cupcake dan secangkir earl grey tea lalu duduk di sudut toko. Kadang-kadang sambil membaca sebuah buku tebal yang kertasnya tampak mulai menguning. Atau asyik menggores pena di atas sebuah buku catatan bersampul kain beludu merah marun dengan jahitan inisial huruf A dari benang berwarna emas. Mungkin puisi atau agenda kegiatannya yang ia tulis di sana. Beberapa kali sibuk mengetik sesuatu dalam laptopnya. Tapi tidak pernah berlangsung lama. Setelah satu atau dua menit jari-jarinya akan berhenti menari di atas tuts keyboard , lalu ia akan bergeming di kursinya hingga ia menghabiskan cupcake yang kedua.  Namun, seringnya ia melamun. Memandang entah apa ke luar jendela di sisi mejanya. Mungkin anak kecil yang lewat dengan sepeda roda tiganya. Mungkin juga para pekerja yang memperbaiki jalanan yang rusak. Bagaimana jika tidak ada apa

Mencari Secangkir Minang Solok

Image credit:  pexels.com Ia datang tepat di derai terakhir hujan jatuh sore tadi. Terlambat dua jam dari waktu yang dijanjikan, padahal hari ini adalah hari pertamanya bekerja di Kopi Dadakan sebagai barista. Pria yang bertindak sebagai bos sekaligus pemilik Kopi Dadakan geram bukan main. Wanita selalu merepotkan, padahal kedai sedang ramai-ramainya tadi dan ini adalah hari pertamanya bekerja , gerutu Kavin dalam hatinya. Sebagai balasan atas keterlambatannya, Kavin tidak menghiraukan keberadaan perempuan itu, sesedikit mungkin mengajaknya bicara, berpikir dengan begitu ia akan merasa bersalah. Tapi nyatanya, Annis—nama perempuan itu—bersikap biasa-biasa saja, seolah dirinya tidak melakukan suatu hal yang telah membuat orang lain jengkel setengah mati. Dengan ceria ia melayani pelanggan pertamanya. Bekerja dengan mesin dan alat-alat pembuat kopi dengan lihai. Cukup cekatan dan tidak tampak canggung di hari pertamanya bekerja dan belum sampai empat jam ia berada di Kopi Dada

Merdeka Berekreasi bersama Sang Kekasih!

"Ayok, kita jalan!" ajakku lusa malam kemarin kepada beberapa teman. "Sorry, Ti, nggak bisa, udah ada acara lain." Seiya sekata mereka memberikan jawaban. Tanggal 17 Agustus di kalender boleh saja sama merah dan menandakan semua orang bebas dari pergi bekerja dan sekolah, tapi belum tentu kau memiliki ketersediaan waktu yang tepat sama. Baik, aku bisa pergi jalan-jalan sendiri. Lebih baik dibandingkan hanya berdiam diri seharian di kamar kosan dan tidak melakukan apa pun selain makan, menonton drama Korea, dan tidur, juga menghindari risiko mengulangi ketiga kegiatan tersebut. Malam tanggal 16 sebelum pergi tidur, alarm kuatur seperti hari-hari kerja biasa. Bahkan aku terbangun lebih awal dibandingkan dengan jam alarm yang telah ku- set . Bangun terpagi di hari libur, gumamku sambil mengucek mata dan meregangkan badan ke kanan dan kiri. Setelah ritual ala anak kosan terselesaikan-mencuci baju dan piring, menyapu, mengepel, dan mandi-aku siap menjelaj

Dari Bakmi Kusdi sampai Holland Bakery

Ada yang bertanya kenapa aku mau repot dan capek-capek naik kereta dari Stasiun Jakarta Kota setiap Jumat malam sepulang kerja untuk pulang ke rumah di Bogor, padahal dari arah kantor atau kosanku di Jalan Pemuda-Rawamangun lebih dekat ke Stasiun Manggarai atau naik bus dari Terminal Pulo Gadung? Atau bahkan tidak perlu jauh-jauh sampai Manggarai atau Pulo Gadung, tinggal menunggu di halte bus depan Kampus UNJ pun sebenarnya sudah ada bus ex APTB yang lewat sejam sekali.  Pasti capek, kan? Belum lagi kalau sudah ditambah dengan kemacetan Jakarta di jam-jam pulang kerja, bahkan sampai pukul delapan malam pun masih saja ramai dan padat kendaraan. Juga kondisi Trans Jakarta yang penuh, mana mungkin dapat tempat duduk sedangkan jarak yang ditempuh lumayan jauh, dari Dukuh Atas sampai Kota. Masih harus ditambah dengan jam pulang kerja yang seringnya tidak tepat waktu. Pukul enam tiga puluh adalah waktu yang paling cepat, terkadang bisa sampai pukul delapan lebih.  Jawabanku