Menahun menyalakan semu
Memantiknya dengan harap setiap meredup
Menahun mencari sosokku
dalam sorot matanya
Atau dalam degupan irama jantungnya
Tidak di keduanya
Pun, tidak dalam perhatiannya
Terbukti orang berkata
Luka karena terbiasa ada hadirnya
Luka karena tak bersambut tangannya
Memang bukannya yang Dia pilih
Meski kubawa doa dalam jerit
Pergi jadi satu-satunya tujuan
Mengaku kalah pada juang
Biar pecah gandrung menjadi kidung
paling pahit
Tak ingin perlahan mati
dan kehilangan kupunya hati
Komentar
Posting Komentar