Sumber foto: itakephotosofallthethings.tumblr.com
Lelah menggerutu pada kedua mata yang enggan terpejam.
Kantuk entah sejak berapa jam yang lalu menyerah untuk membuatku lekas naik ke kasur lalu berselimut.
Kedua mataku itu masih saja terpaku pada percakapan kita barusan pada chat di layar ponselku.
Jariku masih ingin mengetikkan beberapa kata lagi, namun kau menyerah pada kantuk lebih dulu.
Pada berbaris obrolan kita barusan, hatiku kembali pulang setelah mengawang jauh, tinggi.
Pada setiap kata-katamu, asa yang masih kurajut kembali terberai.
Begitu jauhkah kau kugapai?
Begitu indahkah ia sampai membuatku tersamar dalam benakmu?
Tak cukupkah jika hanya ada aku?
Ah, sudahlah. Perkara hati sulit ditebak.
Kantuk entah sejak berapa jam yang lalu menyerah untuk membuatku lekas naik ke kasur lalu berselimut.
Kedua mataku itu masih saja terpaku pada percakapan kita barusan pada chat di layar ponselku.
Jariku masih ingin mengetikkan beberapa kata lagi, namun kau menyerah pada kantuk lebih dulu.
Pada berbaris obrolan kita barusan, hatiku kembali pulang setelah mengawang jauh, tinggi.
Pada setiap kata-katamu, asa yang masih kurajut kembali terberai.
Begitu jauhkah kau kugapai?
Begitu indahkah ia sampai membuatku tersamar dalam benakmu?
Tak cukupkah jika hanya ada aku?
Ah, sudahlah. Perkara hati sulit ditebak.
Perkara hati selalu saja rumit.
Bagi jiwa yang tak pernah terpaut.
Bukan begitukah, wahai priaku?
Komentar
Posting Komentar