Sumber foto: imgarcade.com
Kau tak mengeluh pada bercangkir kopi hitam, yang mengepul panas di atas meja.
Kau tak mengeluh pada berbatang rokok, seperti yang sering kawanmu sulut di ambang pintu.
Kau tak juga mengeluh pada bergelas vodka, dari meja di sudut bar yang temaram.
Kau cukup mengeluh pada heningnya hati.
Pada lelahnya langkah kaki.
Kau cukup dengan dirimu sendiri.
Kau tak mengeluh pada berbatang rokok, seperti yang sering kawanmu sulut di ambang pintu.
Kau tak juga mengeluh pada bergelas vodka, dari meja di sudut bar yang temaram.
Kau cukup mengeluh pada heningnya hati.
Pada lelahnya langkah kaki.
Kau cukup dengan dirimu sendiri.
Tak maukah kau bagi denganku?
tak perlu mengeluh pada kopi hitam. karena kopi adalah teman..
BalasHapustapi kalau kebanyakan juga nggak baik, ya. yang ada judulnya jadi 'teman yang menjerumuskan', hehehe :p
Hapusheningnya hati?
BalasHapussuka sama personifikasi majasnya :)
terasa ambigu banget...
oh ya? ambigunya dengan maksud seperti apa, tuh?
Hapusterima kasih kalau menikmatinya, hehehe :)
Menikmati kesendirian ya Ti :D
BalasHapusyoi, bun 8-) doi emang feels comfort on his own way, begitulah~ *curcol*
Hapusyoi, bun 8-) doi emang feels comfort on his own way, begitulah~ *curcol*
Hapusgak perlu dibagi keluh kesah,nikmatin,sampai pada akhirnya kembali bersinar.
BalasHapustapi nggak ada salahnya juga, kan, untuk berbagi, walau cuma sekedar mengobrol. bukan untuk menambah beban orang lain, tapi cuma untuk meringankan beban yang ada :)
Hapusterima kasih udah membaca :)